Least Cost Analysis (LCA) Method


Optimasi Durasi dan Waktu Proyek Konstruksi

Selasa, 14 Juli 2015

      Fase perencanaan dan penjadwalan dalam  siklus hidup proyek (Life Cycle Project) merupakan masa dimana seorang  insinyur estimasi berpeluang dalam merencanakan penjadwalan dengan matang yaitu dengan menganalisis durasi dan biaya proyek secara optimal. Tentunya jika hal ini dilakukan dengan benar dan cermat maka  sasaran proyek (tepat mutu, biaya, waktu dan keselamatan) kiranya dapat tercapai. Dalam topik penulisan kali ini saya akan lebih fokus membahas masalah optimasi biaya dan durasi yang hendak dicapai dalam pelaksanaan konstruksi dengan menggunakan metode Duration-Cost Trade Off yang berfungsi dalam menganalisis biaya dan waktu Optimum (Least Cost Analysis/LCA). Adapun tahapan dalam menganalisis waktu dan biaya optimum antara lain sebagai berikut: 


1.    Menormalkan Jalur Kritis Penjadwalan

     Dalam perencanaan penjadwalan/schedule suatu proyek tentunya tidak akan lepas dari istilah "Lintasan Kritis" atau sering disebut jalur kritis (Critical Path), lintasan kritis itu sendiri umumnya sering ditemukan dalam perencanaan awal suatu proyek baik menggunakan analisis jaringan kerja CPM, PDM atau PERT. Jalur kritis merupakan jalur dimana jika terjadi perubahan jadwal baik sedikit maupun banyak akan mempengaruhi sistem penjadwalan proyek secara keseluruan, oleh karena itu dengan ditemukannya item pekerjaan yang berada dalam jalur kritis maka dapat berpotensi untuk dilakukan perubahan jadwal untuk menormalkan jalur kritis pada item pekerjaan tersebut yang tentunya tidak mempengaruhi penjadwalan item pekerjaan lain/membuat jalur pekerjaan lain menjadi kritis. Menormalkan jalur kritis memang membutuhkan keterampilan dalam mengandalikan alur logic penjadwalan, khususnya bagi seorang estimator engineer.  

 Contoh item pekerjaan yang berada pada  jalur Critical Path  model jaringan kerja PDM 


2.   Melakukan Crashing Program 

      Setelah  menemukan item pekerjaan yang berada pada lintasan kritis, maka langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan alternatif-laternatif percepatan proyek dengan melakukan Crashing Program yaitu dengan mempercepat durasi proyek yang berada pada lintasan kritis agar durasinya dapat normal kembali, tetapi percepatan waktu berbanding terbalik dengan total biaya yang dikeluarkan, dimana pada umumnya jika waktu dipercepat maka biaya langsung (Direct Cost) akan bertambah baik berupa penambahan biaya material, jumlah tenaga kerja, peralatan kerja dan biaya lain yang diperluhkan dalam proses percepatan tersebut.  Maka pengertian metode Duration Cost Trade-Off tersebut yaitu pertukaran waktu yang dipercepat dengan penambahan biaya yang dibutuhkan dalam proses percepatan penjadwalan. Setelah menentukan alternatif crashing terhadap lintasan kritis yang dipercepat maka dapat kita lakukan penjumlahan total waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam melakukan alternatif crashing tersebut. 

       Dalam penentuan alternatif crashing sering menghasilkan beberapa pilihan dalam menentukan crashing mana yang paling rendah, adapun cara yang umumnya digunakan yaitu dengan menentukan besar slope dari setiap alternatif crashing yang dianalisis, dimana dipilih slope yang terkecil, dengan maksud memilih biaya terkecil yang dikeluarkan selama waktu yang dipercepat/crashing. Cara perhitungan besar slope crashing yaitu dengan persamaan sebagai berikut:


Slope Crashing = ( Crashing Cost - Normal Cost) / (Normal Duration - Crashing Duration) 


Keterangan:

Cc = Crash cost

Nc = Normal cost

Cd = Crash duration

Nd = Normal duration


 3.   Melakukan Analisis Biaya dan Waktu Optimum (Least Cost Analysis- LCA) 

       Setelah  menganalisis slope dari alternatif crashing, maka analisis lanjutan dapat dilakukan untuk memperoleh waktu dan biaya yang paling optimum dari alternatif crashing yang telah dibuat sebelumnya. Analisis tersebut sering disebut metode LCA (Least Cost Analysis) atau metode untuk menentukan biaya terendah dari program percepatan schedule yang direncanakan. Metode ini bertujuan untuk memilih waktu dan biaya yang paling optimum yaitu biaya yang paling rendah dari alternatif crashing yang telah dibuat. Adapun grafik dari metode biaya-waktu optimum sebagai berikut:



        Grafik pengaruh biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) terhadap penentuan waktu dan biaya optimum. 


         Dari grafik di atas dapat dilihat hubungan biaya langsung (Direct Cost) yang semakin meningkat secara kumulatif jika percepatan dilakukan misalnya jika percepatan penjadwalan dilakukan maka alokasi biaya material, tenaga kerja dan peralatan akan meningkat, disamping itu hubungan biaya tidak langsung (Indirect Cost) akan terus meningkat secara kumulatif jika bertambahnya durasi atau dengan kata lain berbanding lurus terhadap lamanya durasi proyek seperti biaya air, listrik, gaji staff, komsumsi dsb. Dari hubungan biaya langsung dan biaya tidak langsung tersebut jika dijumlahkan akan menghasilkan total biaya proyek dari alternatif crashing yang direncanakan. Maka untuk memperoleh biaya dan waktu optimal maka dipilih total biaya yang paling rendah dari alternatif durasi crashing yang telah direncanakan. 

         Tingginya kompleksitas serta meningkatnya biaya-biaya dalam penyelenggaraan konstruksi dari tahun ke tahun membutuhkan analisis serta kajian yang matang bagi para insinyur/praktisi dalam proses penjadwalan suatu proyek agar tujuan dari suatu proyek dapat dicapai serta dapat mengurangi risiko pembengkakan biaya dan keterlambatan selama proses konstruksi. Memang untuk mencapai hasil yang optimal diperluhkan jam terbang yang cukup serta komitmen  yang tinggi dalam suatu tim proyek. Dengan penjelasan yang saya paparkan kiranya dapat menjadi bahan masukan bagi para praktisi khususnya bagi para pelaksana konstruksi agar dapat terhindar dari keterlambatan dan dapat menghasilkan efisiensi biaya dalam pelaksanaan proyek. Terima Kasih. 


Oleh :  Dr. Ir. James Thoengsal, S.T., M.T., IPP.











4 komentar:

  1. terima kasih buat infonya sangat bermnfaat sekali,,
    saya mau nanya, jadi kalau melukakan crash program apakah semua alternatif harus di coba satu persatu, apakah tidak bisa di tentukan lansung misalnya dengan menambah kan jumlah tenaga kerja saja atau menambah jam kerjanya?

    BalasHapus
  2. Selamat malam Sdr. Moeh Adelmar. Dalam melakukan suatu percepatan (Acceleration) terhadap durasi proyek khususnya pada item pekerjaan yang berada di jalur kritis, tentunya banyak cara atau alternatif yang dapat kita gunakan misalnya, menambah jumlah pekerja (Man Power), menambah waktu kerja (Lembur), menggunakan jenis material yang cepat dalam pelaksanaannya, menambah jumlah peralatan konstruksi, menggunakan metode konstruksi yang cepat dalam pelaksanaannya, menambah dan mempercepat jumlah material konstruksi dsb.
    Maka dari itu boleh-boleh saja kita sebagai estimator suatu proyek konstruksi melakukan berbagai model dan cara dalam mengsimulasikan percepatan schedule pada suatu proyek yang kita kehendaki, yang tentunya dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah diperhitungkan sebelumnya sehingga tidak berdampak terhadap pengaruh lintasan kritis pekerjaan yang lain ataupun dari segi biaya/cost secara kumulatif.
    Untuk lebih mendalam dalam suatu pengambilan keputusan terhadap proses crashing, maka metode LCA sebenarnya bertujuan agar diperoleh suatu hasil analisis percepatan waktu dan biaya proyek yang lebih efisien dari beberapa alternatif crashing yang telah kita disimulasikan dalam hal ini efisiensi terhadap biaya dan waktu pelaksanaan konstruksi, karena kadang tidak semua alternatif crashing yang kita inginkan merupakan pilihan yang optimal, oleh karena itu melihat tingkat ketidakpastian tersebut maka dalam paparan mengenai metode LCA diharapkan dapat diperoleh suatu langkah percepatan durasi proyek yang lebih optimal dalam pengambilan suatu keputusan dari pelaksanaan suatu proyek. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. selamat malam, saya ingin bertanya apakah metode crashing itu satu bagian dengan metode Time-cost Trade off, metode fast track, dan metode Least Cost Analysis?

    ataukah merupakan metode berbeda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat Pagi, untuk metode Crashing pada dasarnya merupakan metode percepatan waktu pekerjaan proyek dengan cara meningkatkan alokasi sumber daya proyek atau disebut (Duration - cost tarde off). Sedangkan metode Least Cost Analysis (LCA) pada dasarnya merupakan metode analisis untuk menentukan nilai waktu dan biaya yang optimal dalam proses percepatan durasi priyek (Crashing Program. Jadi kesimpulannya adalah metode Crashing Program dan LCA merupakan dua metode yang berbeda tetapi dapat dikombinasikan untuk memperoleh nilai optimal biaya dan waktu dalam proses percepatan waktu pelaksanaan konstruksi. Terima kasih.

      Hapus