C-Plus (+) Sistem Struktur Pracetak (Precash)



 Sistem struktur pracetak C-Plus adalah sebuah sistem struktur pracetak untuk bangunan bertingkat dengan kolom berbentuk Plus, dimana sambungan balok kolomnya menggunakan sambungan khusus/ spesifik yang merupakan sambung-an mekanis berupa pelat baja dengan mur dan baut. Di cor insitu (grouting) dengan semen tidak susut (non-shrinkage cement).





    Sistem struktur pracetak C-Plus ini merupakan salah satu hasil penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puskim), Balitbang Kementerian PU. Inventor sistem pracetak C-Plus ini adalah Ir. Sutadji Yuwasdiki, M.Eng. Sistem pracetak C-Plus ini telah di daftakan pada Dirjen HAKI dengan nomor permohonan P00200500183 tertanggal 4 April 2005 :
  • Aspek arsitektural : kolom berbentuk plus akan membuat pertemuan antara dinding dan kolom tidak ada tonjolan, sehingga rumah tipe kecil dapat lebih mengoptimalkan ruang.

  • Aspek sambungan : mengganti panjang penyaluran tulangan utama (40-50 D) dengan pelat Sistem pracetak C-Plus telah diuji kehandalannya di Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan Puskim Kementerian PU. Berdasarkan Hasil Pengujian di Laboratorium sistem C-Plus mempunyai perilaku yang baik sehingga dapat diaplikasikan untuk bangunan gedung bertingkat menurut SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung.

(Catt : Pmaks 29,2 tf untuk interior, Pmaks 8,78 tf untuk eksterior dan daktilitas 5,3)


Keunggulan dan Kelemahan

  • Sistem ini mempunyai tingkat keandalan struktur yang cukup baik karena ditinjau daktilitas, kekuatan, dan kekakakuannya.

  • Nilai daktilitas akibat pembebanan siklik mempunyai nilai m = 9,96 untuk komponen kolom, dan m =5,02 untuk sambungan balok-kolom, hal ini menunjukkan bahwa benda uji cukup daktail.

  • Nilai degradasi kekakuan dan kekuatan pada uji komponen kolom dan sambungan balok-kolom juga tidak melebihi batas yang diijinkan atau peraturan yang berlaku, hal ini menunjukkan baik struktur kolom, maupun sambungan balok-kolom cukup stabil dalam menerima beban luar sampai tingkat daktilitas yang dapat dicapai.

  • Nilai disipasi energi yang diperoleh pada kedua uji komponen struktur menunjukkan pula kedua struktur mampu memencarkan energi dengan baik, hal ini terlihat dari peningkatan prosentase disipasi energi terhadap energi input pada tiap siklusnya dari hasil uji kedua komponen struktur.

  • Selain dari itu sistem ini mempunyai efisiensi yang tinggi dalam pelaksanaan konstruksi ditinjau dari waktu pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih kecil dan juga system ini lebih berwawasan lingkungan dibandingkan sistem konvensional.

  • Sistem struktur pracetak yang dimodelkan dari sistem struktur rangka terbuka merupakan suatu alternatif baru yang dapat diterapkan pada pembangunan gedung bertingkat.

  • Efisiensi biaya, kualitas terjamin, serta waktu konstruksi yang lebih cepat Biaya bangunan keseluruhan per m2 : Rp. 1.800.000,- . Biaya struktur per m2 : Rp. 800 rb* (*Harga per desember 2006).

  • Bentuknya yang simetris sehingga kapasitas kolom pada kedua arah sama

  • Efisiensi pemakaian ruang

  • Volume beton lebih sedikit, dengan inersia yang sama kolom plus 20/75 setara dg kolom persegi 50×50 (Hemat 15%)

  • Ramah lingkungan, tidak memerlukan area proyek yang luas Sistem ini agak berbeda dengan sistem pada umumnya, karena perlu dipersiapkan terlebih dahulu seluruh panjang, jumlah tulangan yang akan digunakan sesuai tipe kolom dan balok dan harus di drat (dibuat alur) kedua ujung tulangan tersebut.

Penggunaan

   Sistem pracetak C-Plus dapat diterapkan pada bangunan rumah susun, kantor, rumah sakit dan bangunan bertingkat lainnya. Aplikator sistem ini dapat dilakukan oleh kontraktor swasta maupun negeri yang berkecimpung dalam bidang pracetak dengan mendapat lisensi dari Pusat Litbang Permukiman PU Pada tahun 2006, Sistem Struktur Pracetak C-Plus telah diaplikasikan pada Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cigugur Tengah, Kota Cimahi. 2 blok Rusunawa yang terdiri dari 5 lantai setiap bloknya ini merupakan kerjasama Puslitbang Permukiman Bandung dengan Pemerintah Kota Cimahi. Pada awalnya mengalami kesulitan untuk mempersiapkan dan mengaplikasikan sistem ini, namun setelah familiar dengan system, ini sangat menguntungkan.


Kriteria Desain

Sambungan 2. Beam Column Joint

Bahan
Komponen : fc’ = 35 MPa atau lebih besar
Sambungan : fc’ = 40 MPa atau lebih besar (grouting beton tidak susut)

Tulangan ≥ f 13 : fy = 390 MPa (ulir)
Tulangan <f 13 : fy = 240 MPa (polos)
Sambungan : BJ-37
Baut : ASTM A 325 (fy = 825 MPa)

Biaya Investasi, Operasi dan Pemeliharaan

Biaya bangunan keseluruhan per m2 : Rp. 1.800.000,- . Biaya struktur per m2 : Rp. 800 rb* (*Harga per desember 2006)


   Rusuna Cigugur mempunyai 64 unit dan bila diasumsikan harga sewa rata-rata adalah Rp. 250.000 per bulan atau Rp. 62.500 per minggu per unit, maka manfaat ekonomis dari percepatan pekerjaan adalah Rp. 62.500 x 64 x 5 = Rp. 20 Juta Untuk komponen kolom, bekisting kayu masih lebih ekonomis dibandingkan bekisting baja, sedangkan untuk komponen balok, bekisting baja mungkin lebih ekonomis namun dengan persyaratan tertentu.


Sumber: Badan Litbang Kementerian PU

1 komentar:

  1. Kalo rumah 2 lantai 8 × 10 habis berapa + harga nya tulangan sama beton lantainya

    BalasHapus