Dam and Weir


Bendungan dan Bendung
Rabu, 17 Desember 2014 

Apakah Bendungan dan Bendung Sama ?

   Pertanyaan tersebut sepintas sangat sepele bahkan secara umum istilah bedungan dan bendung sering diartikan sama oleh masyarakat di kehidupan sehari-hari, padahal bendung dan bendungan itu berbeda berdasarkan ukuran dan fungsinya. Kesamaan dari bendung dan bendungan yaitu merupakan bangunan air yang dibuat melintang pada badan sungai. untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan secara umum perbedaan bendung dan bendungan. 


Bendungan (Dam)

    Pada artikel sebelumnya  telah dibahas  tentang studi kelayakan proyek bendungan dimana pada artikel kali ini pembahasannya tidak jauh beda dari masalah  bendungan. Secara umum bendungan merupakan bangunan air yang melintang pada badan sungai dengan fungsi sebagai bangunan penahan/pembendung suatu sumber air (Reservoir) atau waduk, menurut Departemen Pekerjaan Umum defenisi bendungan yaitu  "bangunan yang berupa tanah, batu, beton atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur. Bendungan sendiri  memiliki berbagai fungsi yang sering disebut Multi Purpose Dam antara lain :
  • Sebagai bangunan pembendung dan penampung sumber air  waduk (Reservoir).
  • Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), melalui aliran air inflow yang melalui saluran berupa pipa yang disebut Pen Stock yang dialirkan ke bagian Turbin (Power House)  kemudian dikonversi menjadi energi listrik dan disalurkan melalui transmisi listrik. 
  • Sebagai bangunan pengendali banjir, dengan adanya bendungan sistem pengendali banjir dapat dilakukan secara berkala pada musim hujan dengan mengurangi limpasan aliran air kiriman dari hulu serta dapat membuang kelebihan air dari waduk melalui saluran pelimpa atau yang disebut Spill Way jika waduk sudah penuh
  • Sebagai sumber  air untuk keperluan pertanian, dengan adanya bendungan sistem persediaan air di waduk dapat terjaga untuk keperluan pertanian pada saat musim kemarau tiba. Dalam hal ini dilakukan dengan manajemen pengelolahan air pada bendungan untuk para petani. 
  • Sebagai sumber air bersih untuk masyarakat, dengan adanya bendungan ketersediaan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti air untuk minum, mandi, memasak dan keperluan lainnya dapat terpenuhi sehingga dapat mencegah terjadinya bencana kekeringan. Dalam hal ini dengan adanya bendungan pengelolahan kebutuhan air pada waduk dapat di atur dan dikelolah dengan baik dan terjaga khususnya dari instansi pengelolahan air terkait misalnya PDAM. 
  • Sebagai sumber mata pencaharian bagi petani tambak di sekitar bendungan, dengan adanya bendungan tentunya membuka peluang bagi para masyarakat sekitarnya untuk melakukan usaha tambak pada waduk bendungan misalnya tambak ikan, udang, leleh, dsb.
  • Sebagai tempat rekreasi alam dan wisata air di sekitar waduk bendungan, hal ini tentunya dapat menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar untuk membuka usaha wisata di sekitar bendungan. 
  • Sebagai pencegah terjadinya bencana tanah longsor, secara tidak langsung dengan adanya keberadaan bendungan tentunya dapat mengurangi kerusakan tebing disepanjang sungai dengan adanya sayap bendungan serta mereduksi kecepatan aliran sungai yang dapat menggerus tebing-tebing disepanjang bantaran sungai karena sistem aliran air dapat terjaga kecepatannya.
  • Jika semua unsur di atas sudah terpenuhi tentunya dapat memberikan efek positif terhadap peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan negara terhadap  manfaat dari bendungan tersebut.  
  •  
     Dari penjabaran fungsi dari bendungan di atas,  tidak semua bendungan memiliki fungsi tersebut, ada juga bendungan yang memiliki fungsi sebagai penyalur air untuk irigasi dan air bersih dan ada juga yang berfungsi sebagai  penyedia air bersih dan pembangkit listik tenaga air (PLTA), tergantung keperluan perencanaan awalnya. Bendungan pada dasarnya dibedakan atas dua yakni, bendungan alam (Natural Dam) yang berasal dari pembentukan alam secara langsung yang berfungsi menampung air dan bendungan hasil buatan manusia. Bendungan hasil buatan manusia sendiri berdasarkan material penyusunnya terdiri atas beberapa jenis antara lain: 
  •  Bendungan Urugan (Embankment Dam)

  • Bendungan beton massa (Mass Concrete Dam)

  • Bendungan kayu (Wood Dam)

  • Bendungan baja (Steel Dam)


      Dalam proses pembuatan bendungan, pada umunya  dilakukan dengan membendung sungai dan mengalikan aliran sungai dengan cara membuat sudetan (Diversion Channel) aliran baru atau menyambungkan ke aliran sungai terdekat lainya. Pada umumnya  bendungan  memiliki ketinggian > 15 m dari dasar bendungngan. Proses pembuatan konstruksi bendungan dilakukan dengan membuat bangunan pembendung aliran sungai sementara seperti Cover Dam guna keperluan aktivitas konstruksi  bendungan. Proses pembuatan bendungan pada umumnya menggunakan banyak tenaga kerja dan peralatan berat selama masa konstruksi, serta dilengkapi dengan pemasangan alat instrumen pada tubuh bendungan seperti pendeteksi pergerakan tanah, alat pengukur muka air tanah, alat pendeteksi pergerakan tubuh bendungan, serat alat-alat pengukur lainya yang menunjang operasional dari bendungan. Konstruksi bendungan sendiri terdiri dari berbagai macam bagian dan fasilitas penunjang, antara lain:
  • Pondasi bendungan
  • Tubuh bendungan 
  • Mercu bendungan
  • Bangunan pelimpas air (Spill way) dan pintu Spill Way.
  • Sayap bendungan dan dinding penahan tebing (Retaining Wall)
  • Jalur pesat (Pen Stock) dan Tail Race
  • Bangunan pendukung berupa kantor dan ruang kontrol.
  • Ruang Mesin Turbin (Power House)
  • Alat instrumentasi bendungan
  • Peralatan crane 
  • Akses jalan 
  • Transmisi
  • dsb.


Gambar potongan melintang tubuh bendungan


Gambar potongan dan detail desain  bendungan


Bendung (Weir)

    Bendung merupakan bangunan air yang berfungsi meninggikan/meningkatkan muka air sungai yang melewati pucak bendung atau mercu. Bendung pada dasarnya bangunan air yang dibuat melintang badan sungai. Sepintas bendung dan bendungan kedengarannya sama tetapi ukuran dari bendung jauh lebih kecil dibandingkan bendungan dan tinggi bendung umumnya < 15 m dari dasar bendung. Fungsi dari bendung pun secara umum selain menaikkan muka air sungai juga berfungsi sebagai tempat pengambilan air (Intake) untuk sistem irigasi persawahan, pembangkit listrik dan sebagai bangunan pengukuran debit aliran sungai. Kementrian Pekerjaan Umum Indonesia  membagi bendung menjadi dua, yaitu :
  • Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi melalui pintu pengambilan (Intake) kemudian diteruskan ke saluran primer, saluran sekunder sampai ke petak tersier dan saluran pembuang. Dimana konstruksi dari bendung ini lebih bersifat statis pada umumnya bendung tipe tetap terbuat dari material beton ataupun dari pasangan batu.  

Gambar tampak atas desain bendung 


Gambar bendung tetap saat pelimpasan aliran pada puncak mercu

  • Bendung gerak adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat digerakan buka tutup secara mekanis untuk mengatur ketinggian muka air di sungai, bendung gerak sangat berperan pada saat pengendalian ketinggian muka air, sehingga dapat mengendalikan kiriman air dari bagian hulu ke hilir yang tentunya dengan keberadaan bendung gerak dapat mereduksi ancaman banjir. Bangunan pada bendung tetap maupun bendung gerak biasanya dilengkapi dengan alat pengukur ketinggian muka air dan alat pengukur debit aliran sungai serta dilengkapi dengan jembatan penyeberangan atau jembatan inspeksi. 


Gambar bendungan gerak yang dilengkapi dengan pintu mekanis
  
  • Jenis bendung selain bendung tetap dan bendung gerak ada pula bendung yang material konstruksinya terbuat dari bahan karet yang sering disebut dengan bendung karet (Rubber Weir), pada bendung karet struktur dalamnya berisi udara seperti tabung karet yang dapat kembang kempis disesuaikan dengan ketinggian aliran sungai, jika ingin meningkatkan muka air pada bendung maka tabung karet dikembangkan dan jika ingin menurunkan muka air bendung maka tabung karet dikempiskan. Bendung karet mempunyai keuntungan dibanding dengan pintu baja (bendung gerak) dan bendung tetap (bendung sipil) yaitu masa penggunaan lebih cepat dengan biaya yang lebih murah, mudah dalam operasional, dan tahan goncangan untuk ukuran yang sama. Bendung karet ini banyak digunakan pada penyediaan air baku, sistem irigasi, tenaga air, transportasi air, dll.


Gambar konstruksi dari bendung karet (Rubber Weir)

   
     Secara umum proses pembuatan bendung  tidak jauh beda dengan bendungan yaitu dengan membendung aliran sungai dan mengalikan aliran sungai tersebut untuk keperluan aktivitas konstruksi bendung. Struktur bendung sendiri terdiri atas bagian dan fasiliitas pendukung, antara lain:
  • Pondasi bendung
  • Tubuh bendung
  • Mercu bendung
  • Kolam olakan berupa blok-blok beton (Peredam energi limpasan air dari mercu bendung)
  • Lantai bendung (Bagian belakang bendung)
  • Saluran penguras sedimen bendung dan pintu pengontrol.
  • Pilar bendung (Pier). 
  • Sistem Pintu gerak untuk tipe bendung gerak.
  • Pintu dan saluran pengambilan air (Intake).
  • Sayap bendung dan dinding penahan tebing (Retaining Wall).
  • Rip Rap pereduksi limpasan energi aliran pada hilir bendung.
  • Jembatan inspeksi dan penghubung.
  • Ruang kontrol/jaga pintu air. 
  • Instrumen pengukuran ketinggian dan debit aliran. 
  • Akses Jalan.
  • dsb.
  •  
     Dari penjelasan di atas dapat dilihat secara jelas perbedaan antara bendung (Weir) dan bendungan (Dam) mulai dari bentuk, ukuran dan fungsinya.  Jadi sudah jelas perbedaan antara bendung dan bendungan. Jadi secara umum perbedaannya yaitu:
  • Tinggi, pada bendungan tingginya > 15 m sedangkan pada bendung tinggi konstruksi <15m.
  • Posisi, Pada umumnya pembuatan bendung dibuat setelah bendungan, jadi posisi bendung setelah bendungan. 
  • Pada bendung tidak dilengkapi bagian spill way dan pen stock sedangkan pada bendungan tidak dilengkapi saluran penguras sedimen. 
  • Biaya pembuatan bendungan jauh lebih besar dibandingkan bendung, dikarenakan besar volume pekerjaannya. 
  • Fungsi utama bendungan sebagai penampung air waduk (reservoir) sedangkan fungsi uatama bendung meningkatkan elevasi muka air sungai untuk jaringan irigasi.
  • Massa bendungan jauh lebih berat dibandingkan bendung. 
  • dan masih banyak lagi perbedaan yang dapat dikaji lebih dalam. 

    Dengan demikian telah jelas gambaran umum perbedaan antara bendung dan bendungan, jadi sudah jelas kan perbedaannya ? Semoga dengan informasi yang saya sampaikan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dalam mengenal konstruksi bendungan dan bendung. Terima kasih. 

Oleh : Dr. Ir. James Thoengsal, M.T., IPM.


 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar