Siklus Hidup Proyek
Sabtu, 27 Desember 2014
Dalam
pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu diawali dengan tahap dimana biasanya
dilakukan survei dan pengumpulan informasi dari proyek yang akan menjadi
rencana ke depan, sampai proses selanjutnya yaitu berupa tahap kelayakan
proyek, kemudian tahap perencanaan, pelaksanaan, operasianal dan evaluasi suatu
proyek. Semua urutan tahapan tersebut merupakan suatu tata cara yang lazim
terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi yang biasa disebut sebagai siklus
hidup suatu proyek (Project Life Cycle). Untuk lebih jelasnya saya akan
menjelaskan urutan tersebut berdasarkan tahapanya.
Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle )
Siklus proyek konstruksi (project
life cycle) terdiri dari 8 tahap (phase), yaitu
- · Tahap Inisiasi proyek (Initiation phase),
- · Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project)
- · Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning-Develop phase)
- · Tahap Pengadaan (Procurement Phase)
- · Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Execution & Controll phase)
- · Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase)
- · Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance)
- · Tahap Evaluasi Proyek (Evaluation)
1. Tahap Inisiasi (Initiation Phase), tahap ini merupakan tahap dimana masih berupa
tahap pengenalan suatu proyek yang akan dikerjakan yaitu berupa tahap
konseptual atau pengenalan identitas suatu proyek. Biasanya pada tahap ini
masih dilakukan suatu survei terhadap proyek yang akan direncanakan ke depan
dan pengumpulan informasi yang dilakukan oleh suatu manajemen panitia, sehingga
dapat memberikan suatu gambaran umum dari proyek yang akan dikerjakan. Tahap
ini merupakan tahap untuk dilanjutkannya suatu studi kelayakan atau tidak, bisa
saja pada tahap ini jika hasil survei dilapangan tidak memungkinkan
dilaksanakan proyek maka proses selanjutnya tidak akan dilakukan.
2. Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project), Setelah melalui tahap konseptual atau
pengenalan dari suatu proyek yang akan dilakukan maka tahap ini menganalisis
apakah suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak (Feasible or Infeasible).
Sehingga dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, jika proyek tersebut dinyatakan
layak. Pada tahap ini umumnya dilakukan suatu pembentukan tim gugus untuk
melakukan suatu analisis studi kelayakan dari proyek yang akan digarap, tim ini
biasanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu mulai dari tim teknis, ekonomi,
finansial, lingkungan, legal, dsb. Kemudian hasil dari laporan studi kelayakan tersebut
berupa rekomendasi kepada pemilik proyek apakah proyek ini layak dikerjakan
atau sebaliknya.
3. Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning and
Develop phase),
Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting dimana membutuhkan banyak
waktu dan personel yang terlibat sesuai dengan besar kecilnya proyek. Output
dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail disain, scope
pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja, jadwal
material/pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya. Tahap
perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya. Pada
tahap perencanaan biasanya dilakukan tahap pengembangan akan desain perencanaan
yang dibuat, biasanya penyempurnaan dari rancangan awal berupa penyempurnaan
teknis, fungsi, kualitas dan biaya. Pada tahap pengembangan suatu rekayasa
nilai (Value Engineering) biasanya dapat mendukung dalam melakukan
efisiensi biaya proyek ke depannya.
4. Tahap Pengadaan (Procurement), Pada tahap ini merupakan
tahap mengajukan suatu tender kepada pemilik proyek dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa anggaran proyek,
spesifikasi, gambar kerja, kontrak, dsb. Pada tahap ini pihak
pelaksana/kontraktor akan mengajukan dokumen tender sesuai dengan ketentuan
dari penyelenggara tender tersebut. Bentuk tender/pelelangan dapat berupa
penunjukan langsung, pemilihan langsung dan pelelangan terbuka (Umum). Pada
tahap ini pula dilakukan seleksi akan dokumen tender yang diajukan oleh
kandidat pelaksana suatu proyek, kemudian dilakukan pengumuman pemenang
dari tender tersebut .
5. Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Execution and
Controll phase),
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau implementasi dari suatu proyek yang
telah direncanakan, pada tahap ini banyak sumber daya yang akan digunakan
seperti material, mesin, uang, metode, tenaga kerja, pada tahap inilah suatu
proyek dapat terealisasi setelah memalui tahap perencanaan. Dalam siklus hidup
proyek konstruksi tahap pelaksanaan merupakan tahap yang paling kompleks akan
timbulnya masalah, mulai dari masalah teknis, keuangan, klaim sampai masalah
sosial, sehingga pada tahap ini perluh dilakukan suatu proses pengontrolan
dalam kegiatan pelaksanaannya serta pengendalian dari penyimpangan yang
terjadi.
6. Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase), Tahap ini terdiri dari masa
perawatan dan serah terima. Proses serah terima umumnya dibagi dua tahap, tahap
pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan dan selanjutnya
setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final dokumen yang
berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar final (as
built drawing), manual operasi dan berita acara serah terima atau
penyelesaian proyek yang merupakan tahap akhir dari sebuah proyek. Pada tahap
ini kualitas dari suatu hasil produk proyek harus menjadi prioritas agar
hubungan kerja sama antara pemilik dan pelaksana proyek tidak berhenti begitu
saja akibat adanya penyimpangan dalam hal kualitas, maka dari itu masa
perawatan umumnya diberikan oleh pihak pelaksana berdasarkan waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak.
7. Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational
& Maintanance Phase),
Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah proyek selesai terealisasikan,
dimana pada tahap ini dilakukan operasional dari hasil produk tersebut sesuai
fungsinya serta dilakukan proses perawatan selama umur proyek tersebut. Tahap
ini merupakan tahap yang memiliki siklus hidup terpanjang dari semua tahapan,
dimana pada tahap ini akan berlangsung suatu proses operasional dan perawatan
akan hasil produk proyek selama umur yang akan difungsikan. Tahap ini
memerlukan suatu manajemen perawatan dan operasional fungsi yang baik agar
hasil produk dari suatu investasi proyek yang telah dilaksanakan dapat berjalan
sesuai rencana pada tahap studi kelayakannya.
8. Tahap Evaluasi Proyek (Evaluation), Dimana pada tahap ini dilakukan suatu
analisis evaluasi setelah mendekati umur dari suatu produk proyek, pada
tahap ini pula dilakukan suatu pengambilan keputusan dari hasil evaluasi apakah
akan dilakukan Perbaikan (Repair) atau dibuat baru kembali sehingga
akan kembali lagi pada tahap awal yaitu tahap inisiasi proyek. Tahap ini
umumnya berupa analisis evaluasi dari kondisi fisik produk proyek konstruksi
yang telah mendekati atau melampaui umur rencana, sehingga keputusan akan
dilakukannya tindak lanjut dari produk proyek tersebut akan diputuskan pada
tahap ini. Hal ini tentunya tergantung dari kondisi fisik produk konstruksi dan
kondisi finansial pemilik, sehingga sangat mempengaruhi hasil
keputusan evaluasinya.
Setiap tahapan dalam fase daur hidup proyek konstruksi memiliki cara dan proses tersendiri, tetapi tetap berkesinambungan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya sepanjang umur proyek tersebut terbentuk sampai berakhirnya umur produk dari proyek tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat terlihat perbedaan karakteristik dari masing-masing tahapnya yang tersusun secara sistematis sehingga dapat diidentifikasi tanggung jawab dari ruang lingkup masing-masing tahapanya.
Oleh: Dr. Ir. James Thoengsal, M.T., IPM.
Oke gann
BalasHapusASHIAP
BalasHapusmantep
BalasHapusGood Game
BalasHapus