Feasibility Study Dam Project


Studi Kelayakan Proyek Bendungan
Rabu, 17 Desember 2014


    Dalam merencanakan suatu investasi khususnya investasi proyek infrastruktur hendaknya terlebih dahulu dilakukan proses analisis kelayakannya, sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan dari investasi tersebut. Mengingat bahwa proyek infrastruktur khusunya bendungan (Dam) memiliki nilai investasi yang sangat besar, maka dari itu sangat diharuskan melakukan suatu analisis mengenai studi kelayakannya terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi kepada pihak-pihak (Stakeholder) yang terlibat dalam proyek tersebut apakah dari pihak investor, pemerintah, lembaga keuangan dan masyarakat. Dalam melakukan suatu identifikasi kelayakan proyek bendungan tidak lepas dari keterlibatan berbagai tenaga ahli baik insinyur bendungan, ahli lingkungan, hidrologi, ekonom, ahli politik, ahli geologi, dsb. 



   Sebelum melakukan identifikasi studi kelayakan proyek bendungan, hendaknya dibentuk suatu tim yang dapat menyusun laporan kelayakan  dalam beberapa aspek penting, antara lain, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sosia-budaya, aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek politik. Sehingga data-data yang teridentifikasi tersebut dapat disusun dalam bentuk laporan rekomendasi yang menyatakan layak tidaknya suatu proyek bendungan. Berikut akan dijelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek bendungan, antara lain: 


Aspek Teknik 

  • Harus mengetahui kondisi topografi lokasi pembuatan bendungan biasanya dilakukan oleh tim geodesi dan surveyor, untuk mengetahui koordinat dan elevasi dari suatu perencanaan bendungan.

  • Harus mengetahui jenis tanah pada lokasi perencanaan bendungan, misalnya dengan melakukan Investigasi Soil di lokasi, agar diketahui jenis tanah dan daya dukungnya terhadap bendungan yang akan dibangun.

  • Harus melakukan pendataan mengenai beban-beban apa saja yang akan bekerja pada tubuh bendungan misalnya beban air, tanah, gempa, beban mati, beban hidup dsb. Agar dapat menajdi bahan untuk dilakukan analisis struktur oleh insinyur Sipil sesuai dengan standar desain bendungan serta umur rencananya
  • Harus melakukan survei hydrologi sebelum menentukan dimensi dari struktur bendungan tersebut, misalnya kecepatan aliran sungai, debit aliran sungai, curah hujan tahunan, tingkat sedimentasi dan tekanan air yang dihasilkan. Hal ini biasa dilakukan sampai puluhan tahun guna mengetahui dengan pasti kondisi hydrologi di lokasi tersebut.
  • Harus mengetahui karakteristik geologi pada lokasi perencanaan bendungan dengan berkoordinasi dengan Insinyur Geologi, agar kita mengetahui apakah lokasi bendungan melewati patahan gempa atau berada pada kondisi geologi yang bagaimana. 
    • Harus mengetahui jenis turbin dan mesin (Power House) yang akan digunakan pada saluan (Pen Stock) Bendungan, agar diketahui jenis dan tingkat efisiensi dari mesin turbin tersebut, jika bendungannya diperuntukna untuk PLTA. 
    • Harus Menganalisis besaran debit air (Q) yang akan dihasilkan oleh bendungan sebagai supply air dan berapa besar  Daya listrik yang dihasilkan jika bendungan telah beroperasi. Hal ini perluh dilakukan karena menjadi gambaran bagi semua stakeholder baik, pemerintah, investor, industri dan masyarakat, dsb.
    • Harus melakukan suatu analisis jenis material apa yang sesuai dari suatu konstruksi bendungan di lokasi tersebut, karena tidak semua lokasi pembuatan bendungan dapat dibangun dengan material yang sama, baik material urugan tanah, batuan filter,  beton massa, dsb.  Hal ini biasa dilakukan dengan melakukan survey lokasi material (stok pile)  terdekat dari lokasi bendungan.
    • Harus melakukan suatu analisis jenis metode kerja apa yang akan diterapkan dalam konstruksi bendungan yang sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya, cara penegecoran bagaimana, metode cut and fill apa yang akan digunakan, metode pemasangan Pen stock dan Tail Race yang bagaimana, dsb.
    • Harus mengetahui jenis peralatan konstruksi apa yang akan digunakan dalam proses konstruksi berlangsung misalnya, jenis TC yang akan digunakan, Excavator, Dozer, Crawler Crane , dsb, karena kita ketahui dalam konstruksi bendungan banyak alat konstruksi berat yang digunakan. 
    • Harus menyurvey kondisi Jalan (Acess Road)  pada kawasan perencanaan bendungan agar dapat menjadi gambaran tingkat kesulitan medan dan akses jalan menujuh lokasi proyek sehingga dapat diketahui jenis peralatan konstruksi apa yang dapat melewati lokasi bendungan tersebut.  
    • Harus mengetahui besarnya kebutuhan Air dan listrik yang akan dgunakan pada saat operasional bendungan/ target kebutuhan, sehingga dapat menjadi masukan dalam mendesain perencanaan bendungan  dan dapat dibandingkan dengan kapasitas yang direncanakan, apakah sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak. 
    • Harus mengetahui Rencana Tatat Ruang Wilayah (RTRW), agar kita mengetahui izin-izin lokasi pembangunan bendungan, agar tidak terjadi klaim dikemudian hari. 
      
            Aspek Lingkungan 

    • Harus melakukan koordinasi dengan tim ahli lingkungan mengenai dampak terhadap kerusakan yang kemungkinan dapat ditimbulkan dari keberadaan pembangunan bendungan, dan solusi penyelesaiannya.
    • Harus mengetahui dampak kerusakan vegetasi alami di lokasi pembuatan bendungan misalnya mengetahui seberapa besar jumlah pohon yang ditebang dan solusi pengendaliannya.
    • Melakukan koordinasi dengan tim lingkungan hidup mengenai jumlah spesies alami  di lokasi bendungan, misalnya spesies ikan, hewan darat asli lokasi tersebut, agar dapat diketahui jumlah dan jenisnya sehingga dapat dilakukan perlindungan pada saat pra konstruksi.  
    • Harus mengetahui dampak polusi udara yang akan diakibatkan oleh proses konstruksi bendungan di daerah sekitar lokasi proyek, baik berakibat ke masyarakat sekitar, vegetasi maupun biota yang ada disekitarnya. Sehingga dapat dilakukan pencegahan dini dari dampaknya. Misalnya polusi material timbuan bendungan. 
    • Harus mengetahui dan mengidentifikasi dampak polusi suara yang akan ditimbulkan selama proses konstruksi bendungan berlangsung. 
    • Harus mengetahui dampak polusi terhadap kualitas air dan tanah di sekitar lokasi konstruksi bendungan, misalnya polusi akibat zat-zat kimia yang digunakan mencemari air dan tanah di sekitar bendungan. 
    • Harus mengetahui dampak dari sisa pembuangan material konstruksi yang akan menjadi sampah di sekitar lingkungan bendungan misalnya sisa bekisting, sisa potongan besi, sampah pekerja, puntung rokok, plastik, kemasan material konstruksi, dsb. 
    • Harus merencanakan AMDAL dalam dalam merencanakan suatu bendungan.
    Semua dampak tersebut dapat dikendalikan jika sistem manajemen dan pengawasan terhadap kesadaran lingkungan selama konstruksi berlangsung dapat diatur dan dijalankan dengan standar dan kedisiplinan pelaksana kosntruksi. 


         Aspek Finansial

    • Harus mengetahui jumlah volume pekerjaan yang akan direncanakan, sehingga dapat menjadi data besarnya kebutuhan volume saat menghitung Anggaran Biaya Konstruksi bendungan, misalnya volume beton, besi, Form Work dsb.
    • Harus menhgetahui daftar list harga sumber daya yang akan digunakan dalam konstruksi, Misalnya harga material, upah kerja, sewah peralatan konstruksi, dsb. Agar hasil estimasi biaya konstruksi bendungan tidak mengalami kesalahan di kemudian hari.
    • Harus mengetahui seberapa besar kemampuan pendanaan Investasi yang akan diberikan pada proyek bendungan tersebut, sehingga dapat menjadi gambaran standar dalam pembuatan Anggaran Konstruksi
    • Harus menghitung analisis kelayakan ekonomi dari investasi suatu proyek bendungan misalnya perhitungan keuntungan bersih NPV (Net Present Value), Kemampuan Suku bngah / Internal Rate of Return (IRR), rasio kenuntungan-biaya / Bebefit Cost Ratio (BCR), Waku Pengembalian Modal/ Pay Back Period (PBP) dan Life Cycle Cost, agar dapat diketahui layak tidaknya suatu investasi bendungan.
    • Harus   melakukan analisis antisipasi (Persiapan) bila terjadi suatu keadaan ekonomi yang buruk misalnya inflasi, kenaikan BBM, karena kita ketahui bahwa proyek bendungan merupakan proyek Multi Years (Jangkah panjang) yang tentunya berisiko terhadap  kondisi ekonomi suatu negara yang buruk.

      Aspek Ekonomi

    • Mengidentifikasi manfaat apa yang akan diperoleh masyarakat sekitar dan masyarakat secara luas dari manfaat keberadaan bendungan tersebut, Misalnya jika bendungan tersebut telah beroperasi apakah akan berpengaruh terhadap tingkat ekonomi masyarakat sekitar dan pengguna fungsi bendungan tersebut. Misalnya prediksi peningkatan produksi pertanian masyarakat setempat, peningkatan produksi industri setempat, berkurangnya bencana banjir yang semuanya dapat diukur dan diprediksi. 
    • Harus mengetahui manfaat keberadaan bendungan terhadap pengelolahan sumber-sumber daya alam di sekitar bendungan, misalnya bagaimana komoditas hasil bumi (Hasil Pertanian, Perkebunan, Tambakdi daerah tersebut setelah bendungan telah difungsikan.
    • Harus mengetahui dengan keberadaan bendungan tersebut apakah dapat mengubah atau justru  mengurangi income pendduduk setempat. Seperti seberapa besar pendapatan penduduk, pendapatan nasional dsb
    • Harus mengetahui peningkatan pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut.
    • Harus mengetahui tingkat pengangguran dan pendidikan masyarakat sekitar selama dan setelah konstruksi bendungan beroperasi. Apakah dengan keberadaan bendungan tersebut dapat mereduksi tingkat pengangguran masyarakat setempat.

     Aspek Manajemen

    • Harus mengetahui bagaimana menganalisa jumlah peralatan dan material konstruksi yang akan digunakan dalam proses Konstruksi.
    • Harus  membuat perencanaan schedule pekerjaan konstruksi bendungan mulai dari tahap persiapan sampai selesainya kegiatan konstruksi.
    • Harus mengetahui membuat penjadwalan Sumber Daya Manusia yang akan dialokasikan dalam kegiatan kostruksi.
    • Harus membuat penjadwalan Mobilisasi peralatan konstruksi agar tepat sesuai jadwal kegiatan proyek
    • Harus mengetahui bagaimana merencanakan pengendalian terhadap mutu material dan hasil kerja konstruksi bendungan
    • Harus mengetahui bagaimana  cara merencanakan penjadwalan alokasi biaya progres konstruksi.  
    • Harus merencanakan pengendalian risiko dalam masa konstruksi.
    • Harus merencanakan manajemen keamanan dalam lokasi proyek kosntruksi.
    • Harus merencanakan bagaimana penjadwalan jaringan kerja proyek (Network Planning).
    • Harus merencanakan alokasi penjadwalan material konstruksi.
    • Harus  merencanakan penyusunan organisasi dalam proyek konstruksi.  
    • Harus memperhatikan bagaimana cara manajemen berkomunikasi dalam organisasi proyek.
    • Harus memperhatikan bagaimana  administrasi dalam proses konstruksi, misalnya : tagihan termin, progres, CCO, klaim, rapat, dokumen kontrak, dsb.
    • Harus  merekrut tenaga ahli dan kerja yang terampil dan berpengalaman di bidang bendungan serta tersertifikasi oleh lembaga profesi tertentu. 
    • Harus merencanakan cara-cara pemeliharaan selama bendungan beroperasi
    • Harus merencanakan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamtan (SMK-3) Kerja bagi pekerja bendungan.

      Aspek Sosial - Budaya 

    • Harus diketahui apakah masyarakat sekitar proyek konstruksi Dam tersebut menerima dengan adanya kegiatan pembuatan bendungan atau tidak serta manfaat  keberadaan bendungan tersebut di kemudian hari.  
    • Apakah dengan keberadaan proyek bendungan tersebut membuat wilayah disekitarnya menjadi ramai, adanya penerangan listrik, peningkatan taraf ekonomi masyarakat, pendidikan dsb.
    • Penggunaan Tenaga Kerja Lokal, sering ditemui pada proyek di daerah dengan adanya suatu aktivitas proyek di daerah tersebut secara langsung masyarakat pada lokasi tersebut menuntut agar dilibatkan dalam proyek tersebut. Hal ini harus di ketahui sebelumnya agar tidak terjadi perencanaan organisasi yang tidak efektif dalam kegiatan proyek. 
    • Apakah dengan pembuatan bendungan tersebut dapat menjamin keselamatan masyarakat di daerah hulu dan hilir, agar tidak mnimbulkan rasa kekawatiran bagi masyarakat disekitar, Maka dari itu perluh diperhatikan aspek keselamatan mulai dari awal perencanaan sampai operasionalnya. Misalnya kekawatiran jebolnya bendungan, longsor, pencemaran lingkungan, dsb
    • Apakah dengan pembangunan bendungan menyebabkan perubahan fungsi lahan yang awalnya berupa lahan produksi pertanian masyarakat sekitarnya sehingga mempengaruhi pendapatatan masyarakat, hal ini dapat memicu reaksi tuntutan dan kejelasan dari pihak-pihak dalam proyek tersebut. 
    • Menganalisis apakah jika bendungan tersebut telah beroperasi, apakah dalam operasionalnya berpotensi memberikan efek negatif kepada masyarakat misalnya jika pintu spill way bendungan dibuka apakah limpasan air tersebut mempengaruhi lahan pertanian di hilir bendungan ? Hal ini harus dikaji lebih lanjut
    •  Apakah lahan pembangunan bendungan tersebut berada pada lokasi tempat-tempat yang dianggap penting atau bersejarah bagi masyarakat setempat misalnya pemakaman umum masyarakat, tempat ibadah, fasilitas umum, tempat/bangunan bersejarah bagi masyarakat setempat, dsb, yang tentunya sangat mempengaruhi kebiasaan adat setempat. 
    • Apakah lahan yang akan dibangun bendungan tersebut telah disosialisasikan kepada masyarakat akan biaya dan relokasi pemindahannya dalam rangka ganti rugi kepada masyarakat setempat. 
    • Apakah dengan pembangunan bendungan tersebut dapat berdampak dengan  menghilangkan adat kebiasaan dan kebudayaan warga setempat, misalnya jika tempat tersebut merupakan tempat yang memiliki tingkat budaya yang tinggi  dengan pindahnya masyarakat sekitar dapat menghilangkan kebudayaan di daerah tersebut
    • Apakah dengan keberadaan proses konstruksi bendungan tersebut mengganggu masyarakat setempat dalam perayaan adat yang menjadi tradisi di kehidupan masyarakat tersebut.
    • Harus mengetaui kebiasaan masyarakat sekitar dalam hal pemanfaatan dan penggunaan air, (Petani dan masyarakat), apakah dapat beradaptasi dengan teknologi pemanfaatan air dari bendungan tersebut.
    • Harus mengetahui kebiasaan masyarakat sekitar bendungan, misalnya kebiasaan masyarakat yang merusak infrastruktur bendungan, misalnya kebiasaan mencuri dan merusakan kelengkapan bendungan seperti pipa air, mencoret fasilitas bendungan, dsb
      Untuk mendapatkan semua jawaban tersebut harus dilakukan wawancara, atau kuisioner langsung kepada masyarakat setempat (Pendekatan secara langsung) untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor dan pihak yang terkait dengan sumber data tersebut


      Aspek Hukum dan Politik

    • Sebelum memulai suatu proyek konstruksi kita harus mengecek status badan usaha bagi penyelenggara konstruksi misalnya : Konsultan, Kontraktor, dan Owner untuk melengkapi persyaratan hukum misalnya Akte pendirian usaha, izin gangguan, SITU, SIUP, SIUJK, TDP, PBB,  SKA, Kontrak dsb.
    • Mengecek status kepemilikan lokasi proyek misalnya mengecek sertifikat kepemilikan tanah di lokasi proyek bendungan tersebut apakah bermasalah secara yuridis atau tidak, juga dalam hal ini harus bekerja sama dengan instansi terkait misalnya Notaris, pemerintah setempat dan Badan Pertanahan Naional (BPN).  Sehingga tidak terjadi klaim dikemudian hari.
    • Mengetahui peraturanperaturan pembuatan proyek bendungan seperti Peraturan Sistem keamanan yang telah ditetapkan oleh kementrian PU No. (72/PRT/1997) dan Izin Operasi Bendungan dari Departemen PU. 
    • Mengkaji dan memahami peraturan penglolahan Sumber Daya Air (SDA) seperti yang diatur dalam UUD N0.7 /2004 yang  menekankan bahwa keberadaan air di bumi harus dikelolah secara baik dan berkelanjutan.
    • Melihat dan mengkaji peraturanperaturan dan perizinan dari Kementrian Kehutanan tentang  pengelolahan hutan dan konservasi pada kawasan pembuatan bendunganmisalnya peraturan penghijauan di sekitar lokasi bendungan.
    • Mengetahui peraturanperaturan daerah setempat agar tidak terbentur dalam proses pelaksanaan dan pengelolahan bendungan dan peraturan AMDAL.  
    •  Mengetahui peraturanperaturan tentang lingkungan, misalnya aturan pengelolahan limbah dari proyek bendungan. 
    • Isu-isu kondisi politik misalnya isu kenaikan BBM, Kebijakan Pemerintah yang bisa saja berdampak kepada nilai mata uang negara misalnya jika kondisi politik suatu negara tidak stabil maka efek terhadap material, peralatan konstruksi ikut berpengaruh yang tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan konstruksi, apalagi proyek bendungan rata-rata multi years project yang tentunya riskan terhadap perubahan pollitik. Sehingga dalam hal ini tentunya menjadi risiko bagi penyelenggara konstruksi dalam melakukan implementasinya

         Dari semua penjabaran aspek di atas dapat menunjukkan bahwa banyak hal yang perlu dikaji dan dianalisis dalam perencanaan suatu proyek bendungan, dikarenakan proyek bendungan memiliki faktor variabel yang sangat kompleks dalam perencanaan, pelaksanaan dan operasionalnya, maka tidak heran jika studi kelayakan suatu bendungan memakan waktu yang cukup lama bahkan sampai bertahun-tahun. Disamping itu  proyek infrastruktur bendungan juga  memiliki banyak  fungsi (Multi Function) dalam meningkatkan  kesejahteraan masyarakat baik sebagai sumber air, tenaga listrik, pertanian, peternakan, pariwisata dan pencegah bencara banjir. Oleh karena itu dengan perencanaan studi kelayakan yang matang kiranya dapat memberikan hasil yang optimal dalam proses pelaksanaan dan operasionalnya di kemudian hari. Semoga dengan tulisan yang saya tuangkan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Terima kasih. 
     
     Oleh:  James Thoengsal, S.T., M.T., IPP.







    1 komentar: