Aplikasi Sistem Modular Dalam Mengurangi Dampak Waste Material Konstruksi


Jumat, 03 April 2020

   Perkembangan pembangunan dari tahun ke tahun kian meningkat di setiap negara, dimana hal ini juga diikuti dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi material bangunan. Pada era sekarang ini aplikasi sistem prefabrikasi/modular pada beberapa elemen material bangunan telah menjadi trend yang telah banyak diadobsi di beberapa negara dalam rangka mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu potensial dan juga manfaat dalam penerapan sistem modular pada suatu bangunan yaitu dapat mengurangi timbulnya sisa material selama proses konstruksi yang tentunya secara tidak langsung akan berdampak pada aspek biaya konstruksi, lingkungan dan sosial di sekitarnya. Perkembangan teknologi modular saat ini tidak lepas dari dinamika kebutuhan pembangunan serta tuntutan dari segi keefektifan waktu pelaksanaan dan juga aspek pembangunan yang berwawasan lingkungan. 

     Sistem prefabrikasi/modular material konstruksi saat ini telah banyak diaplikasikan pada beberapa proyek konstruksi khususnya pada rumah sederhana sampai bangunan gedung yang kompleks. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan aplikasi sistem modular dapat memberikan potensial dalam upaya mereduksi proporsi sisa material selama proses konstruksi. Adapun beberapa dampak positif penerapan sistem modular dalam upaya mereduksi sisa material konstruksi dari kajian beberapa aspek antara lain:
  • Aspek Biaya, secara umum biaya investasi awal untuk sistem modular material jauh lebih tinggi dibandingan dengan sistem material konvensional, namun jika dianalisis lebih holistik dengan penerapan sistem modular material pada proyek konstruksi potensial penghematan biaya dapat dilakukan dikarenakan dengan aplikasi modular banyak unsur biaya yang dapat direduksi misalnya:
1.  Biaya bekisting/formwork dapat direduksi bahkan tidak digunakan dengan aplikasi sistem modular. Dengan mengurangi penggunaan bekisting/formwork juga secara langsung mengurangi pengunaan material kayu dan volume sisa material yang terbuang di landfill.
 
2.   Pemborosan Biaya (Inefficiency Cost) akibat timbulnya sisa material selama proses konstruksi dapat direduksi, hal ini dikarenakan dengan aplikasi sistem modular misalnya sebagai contoh pada elemen struktur balok, kolom, plat dan dinding kiranya mampu memberikan potensial dalam upaya mereduksi pemborosan biaya akibat timbulnya sisa material akibat kesalahan/error yang sering terjadi di lapangan, contohnya seperti sisa material rebar, concrete, bata, bekisting kayu, dll, sehingga dapat memberikan penghematan (Efficiency) biaya material proyek konstruksi. Kemudian selain itu juga dapat mereduksi (Saving) biaya pembuangan sisa material konstruksi ke TPA baik transportation cost to landfill  maupun tax landfill.
 
3.   Biaya Tenaga Kerja, dengan aplikasi sistem modular material pada proyek konstruksi tentunya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dibandingan dengan sistem material secara konvensional, sehingga secara langsung juga akan mengurangi besarnya anggaran upah tenaga kerja. 
  • Aspek Lingkungan, dengan menggunakan sistem modular maka secara tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan yaitu dengan cara mengurangi jumlah volume sisa material yang dihasilkan. Dampak lingkungan dari berkurangnya sisa material yang dihasilkan selama proses konstruksi yaitu dapat mengurangi risiko timbulnya pencemaran terhadap lingkungan di sekitar area proyek, baik pencemaran terhadap tanah, air, maupun udara dan juga memberikan sumbangsi dalam mengurangi pembuangan volume sisa material ke TPA (Landfill) yang setiap tahun semakin meningkat. Dampak lain terhadap lingkungan juga yang dapat diberikan yaitu jika sistem modular material telah menerapkan teknologi daur ulang (Recycle) kiranya juga memberikan dampak positif dalam menjaga ketersediaan material alam sebagai bahan baku utama material konstruksi (Raw material)  selama ini. 
  • Aspek Sosial, dengan menerapkan sistem modular material tentunya akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan seperti yang telah diuraikan di atas, sehingga secara langsung juga dapat memberikan efek positif terhadap aspek sosial bagi masyarakat dan pekerja yang berada di sekitar proyek. Dampak positif dari aspek sosial yang dapat dirasakan secara langsung dengan aplikasi modular yaitu masyarakat terhindar dari dampak bahaya sisa material konstruksi misalnya serpihan sisa material besi tulangan, kaca, paku, debu, pasir, semen dll yang dapat berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja dan masyarakat yang ada di sekitar area proyek konstruksi, mengurangi kebisingan suara yang berlebihan dan juga secara psikologis memberikan efek yang baik untuk dilihat secara visual jika pada area proyek terkesan bersih dari sisa material dan rapi.
  • Aspek Kualitas, penerapan sistem modular material pada proyek konstruksi juga memberikan nilai tambah terhadap output kualitas item elemen material yang dihasilkan dibandingkan dengan sistem material yang dikerjakan secara konvensional di lapangan. Dengan penerapan sistem modular material umumnya kualitas dan tingkat akurasi ukuran jauh lebih sempurna dan presisi dalam pelaksanaannya di lapangan, sehingga hal ini yang menjadi nilai lebih dari aspek kualitas sistem modular material. Tingkat akurasi yang presisi inilah yang kiranya dapat memberikan potensial dalam upaya menghindari dari risiko pekerjaan rework akibat kesalahan yang umumnya terjadi dilapangan sehingga secara langsung akan mengurangi jumlah sisa material yang dihasilkan selama proses konstruksi di lapangan.
  • Aspek Waktu, tentunya dengan penerapan sistem prefabrikasi/modular material pada proyek konstruksi kiranya dapat memberikan percepatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi, hal ini dikarenakan proses pelaksanaan material tidak dilakukan di lokasi proyek (In Situ) secara konvensional melainkan melalui proses fabrikasi secara ex-Situ, sehingga waktu pelaksanaan proyek konstruksi relatif jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode pelaksanaan material secara konvensional di lokasi proyek. Dengan durasi waktu yang relatif jauh lebih cepat maka secara tidak langsung juga akan mengurangi biaya tidak langsung (Indirect cost) selama proses konstruksi. Dengan demikian dapat terhindar dari keterlambatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi secara keseluruhan (Nonphysical Waste).
   Berikut ini beberapa contoh aplikasi sistem prefabrikasi/modular elemen material konstruksi pada beberapa contoh penerapananya yang telah diaplikasikan pada proyek konstruksi.

Prefabricated Elements of Reinforced Concrete
(Sumber: www.european-business.com)

Pembangunan Fasilitas Observasi/Karantina Pengendalian COVID-19 di Pulau Galang, Batam, Indonesia
(Sumber: kemenPUPR IG & Modular Wika Gedung IG)

    Tidak dapat dipungkiri lagi pada masa yang akan datang penggunaan aplikasi teknologi sistem modular material pada industri konstruksi sudah menjadi standar dan trend bagi para penyelenggara konstruksi. Namun tentunya dibutuhkan peran serta pemerintah selaku pembuat kebijakan, kesiapan sumber daya manusia mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan dalam menerapkan sistem modular dan juga peran industri manufaktur dalam menyediakan kebutuhan rantai pasok dalam pemenuhan kebutuhan sistem modular material pada pelaksanaan proyek konstruksi di setiap wilayah. Semoga bermanfaat. Terima Kasih. 


Author:
Dr. Ir. James Thoengsal, M.T., IPM.









1 komentar: