Penggunaan konsep earned value dimulai pada akhir abad 20 di industri
manufaktur. Tinjauan EVM dimasukkan dalam PMBOK Guide® FirstEdition pada
tahun 1987 dan edisi-edisi berikutnya. EVM mencapai momentumnya pada
tahun 2000, ketika beberapa Negara bagian di Amerika Serikat
mengharuskan penggunaan EVM pada semua proyek pemerintah.
lemming dan Koppelman (1994) menjelaskan konsep earned value
dibandingkan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar
1, manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu
hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan
manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada
Gambar 2 dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun
kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak
dapat menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan
target rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang
ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini
adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau
disebut earned value/percent complete.
Indikator – indikator yang dipakai dalam konsep nilai hasil yaitu :
1. ACWP atau actual cost of work performed (jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan),
2. BCWP atau budgeted cost of work performed (Nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut),
3. BCWS atau budgeted cost of work scheduled (nilai anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang dipadukan dengan jadwal pelaksanaannya).
Variance yang dihasilkan dari 3 indikator tersebut adalah varians biaya
atau CV dan varians jadwal atau SV. Variance biaya didapat dari selisih
antara BCWP dengan ACWP. Sedangkan varians jadwal didapat dari selisih
antara BCWP dengan BCWS.
Penggunaan konsep earned value dalam
penilaian kinerja proyek dijelaskan melalui Gambar 2. Beberapa istilah
yang terkait dengan penilaian ini adalah Cost Variance, Schedule
Variance, Cost Performance Index, Schedule Performance Index, Estimate
at Completion, dan Variance at Completion.
Grafik Kurva EVM
A. Cost Variance (CV)
Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi
selama pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai
paket-paket pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut.
sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan
yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah
dikeluarkan. Rumus untuk Cost Variance adalah :
CV = BCWP – ACWP
B. Schedule Variance (SV)
Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS
dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan
proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai
negatif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket
pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.
Rumus untuk Schedule Variance adalah:
SV = BCWP – BCWS
C. Cost Performance Index (CPI)
Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Rumus untuk CPI adalah :
CPI = BCWP / ACWP
Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap
nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang
dari 1 menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang
dikeluarkan (ACWP) lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat
(BCWP) atau dengan kata lain terjadi pemborosan.
D. Schedule Performance Index (SPI)
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat
diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik
telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang
dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (BCWS). Rumus untuk Schedule
Performance Index adalah :
SPI = BCWP / BCWS
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan
(relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja
pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu
mencapai target pekerjaan yang sudah direncanakan.
E. Prediksi Biaya Penyelesaian Akhir Proyek/Estimate at Completion (EAC)
Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara
statistik biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak
metode dalam memprediksi biaya penyelesaian proyek (EAC). Namun
perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah dan cepat penggunaannya.
Ada beberapa rumus perhitungan EAC, salah satunya adalah sebagai berikut
:
EAC = ACWP + ((BAC – BCWP) / (CPI x SPI))
Perhitungan EAC merupakan penjumlahan biaya aktual yang sudah dikeluarkan dan sisa biaya yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Sisa biaya yang akan dibutuhkan diprediksi secara statistik dengan memperhitungkan efektifitas penggunaan biaya (CPI) dan kinerja pekerjaan terhadap rencana (SPI). Dari nilai EAC dapat diperoleh perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek (BAC) dengan biaya penyelesaian proyek berdasarkan kinerja pekerjaan yang telah dicapai (EAC) atau yang disebut variance at completion (VAC).
VAC = BAC – EAC
Indikator CPI dan SPI lebih sering digunakan untuk penilaian kinerja
proyek dibanding SV dan CV. Nilai CPI dan SPI merupakan bobot nilai yang
tidak memiliki dimensi sehingga dapat dilakukan perbandingan antara
kinerja proyek satu dengan lainnya. Selain itu nilai SPI dan CPI
memberikan perbandingan relatif terhadap BCWS atau Performance
Measurement Baseline (PMB) yang menjadi dasar penilaian status proyek
dari segi biaya dan waktu.
Inilah Konsep metode yang harus
dipergunakan bagi seorang konsultan manajemen proyek (MK) dalam
mengontrol kinerja proyek agar dapat diketahui penyimpangan (variance)
terhadap biaya dan keterlambatan lebih awal sehingga dapat
memperpanjang umur proyek ke depannya. Semoga informasi ini bermanfaat
bagi kita semua di bidang konstruksi.
Reference : http://manajemenproyekindonesia.com
Selamat Malam
BalasHapusSaya sangat tertarik dengan artikel yang bapak sampaikan.
Bisakah saya mendapatkan contoh atau artikel yang lebih lengkap lagi.
Alamat email saya dvrita@ymail.com
Terimakasih
Ita