Mekanisme Perencanaan Wilayah dan Kota
Rabu, 15
Juni 2016
Dalam
artikel kali ini saya mencoba untuk membahas hal seputar mekanisme dalam suatu
perencanaan wilayah dan perkotaan dimana hal ini juga berkaitan secara tidak
langsung dengan ruang lingkup keteknik sipilan yang merupakan bagian dari suatu
perencanaan wilayah yang akan dilaksanakan. Ilmu perencanaan wilayah pada
dasarnya merupakan disiplin ilmu yang menitik beratkan suatu konsep dan
rancangan induk (Master plan) suatu
kawasan wilayah dan perkotaan berdasarkan proyeksi saat ini dan ke masa yang
akan datang dengan memperhatikan beberapa aspek disiplin ilmu baik perekayasaan
(Engineering), arsitektur, sosial,
budaya, ekonomi, finansial, geodesi, politik dan ilmu pendukung lainnya dalam
proses perencanaan yang lebih dikenal sebagai ilmu Planologi /Ilmu perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).
Dalam
perencanaan suatu wilayah dan perkotaan yang masih baru memang membutuhkan
suatu prosedur dan langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dan dianalisis
secara tepat sejak awal baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang, demi terwujudnya
suatu wilayah dan kota yang memenuhi syarat-syarat yang ideal bagi masyarakat
yang akan hidup, beraktifitas dan berinteraksi di dalamnya baik dari aspek
teknik perencanaan, ekonomi, sosial, budaya, administrasi dan aturan, politik, kondisi
alam dan lingkungan. Secara sederhana dapat didefinisikan bahwa Wilayah
merupakan kombinasi antara kota dengan daerah yang ada
disekitarnya/dibelakangnya sedangkan kota merupakan bagian dari suatu wilayah
yang hanya berfokus pada aktifitas dan interaksi manusia yang ada di dalam perkotaan.
Pembentukan suatu kota awalnya berasal dari proses urbanisasi dimana terjadi
proses perpindahan manusia dari daerah pedesaan ke daerah baru untuk membentuk
suatu kota, dengan kata lain urbanisasi tidak hanya bersifat negatif yang
sekarang ini sering diperdebatkan dalam masalah kependudukan di kota-kota besar
melainkan juga suatu proses pembentukan kota/pengkotaan. Secara umum dalam
perencanaan suatu wilayah dan perkotaan haruslah memenuhi syarat-syarat dasar berikut
ini:
- Aman
Dalam pengertian ini menunjukkan
bahwa suatu wilayah dan kota haruslah menjamin rasa aman bagi
masyarakat/penduduk yang hidup dan beraktifitas di dalamnya. Pengertian aman
dalam hal ini dapat berkaitan dengan bermacam-macam aspek kehidupan misalnya
aman dari tindak kriminalisme, aman dalam berlalu lintas, aman dari konflik sosial,
aman dari pencemaran dan kerusakan lingkungan, aman dari segi kestabilan
perekonomian masyarakat, aman dari ketidakstabilan politik dan rasa aman dari
berbagai hal dalam kehidupan masyarakat dalam suatu wilayah dan kota.
- Nyaman
Tingkat kenyamanan suatu kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah dan perkotaan merupakan suatu parameter yang
penting sebagai salah satu indikator kemajuan suatu wilayah dan kota. Sama halnya
dengan syarat aman, kenyamanan dalam hal ini juga berkaitan dengan aspek yang
telah diuraikan di atas misalnya dari aspek perekayasaan haruslah memberikan
tingkat kenyamanan dari produk rekayasa yang dihasilkan misalnya kenyamanan
dalam berkendaraan dari segi infrastruktur konstruksi jalan yang dibuat maupun
dari jenis infrastruktur lainnya, dari aspek lingkungan yaitu suatu perkotaan
harus meminimalisir terjadinya pencemeran udara, air, tanah, suara yang dapat
mempengaruhi tingkat kenyamanan bagi kesehatan masyarakat, kemudian dari aspek
sosial dengan minimalnya masalah sosial yang terjadi tentunya membuat kehidupan
penduduk dan individu-individu dalam suatu wilayah perkotaan merasa nyaman dan
tentram, dari aspek kestabilan politik juga demikian menentukan rasa aman bagi
masyarakat, aspek kondisi alam dalam hal ini berhubungan dengan kenyamanan dan
keamanan bagi kehidupan penduduk dalam suatu wilayah dan kota, misalnya daerah
dengan zona gempa yang tinggi, daerah rawan longsor dan banjir pastinya
mempengaruhi tingkat keyamanan dan keamanan masyarakatnya.
- Berproduktivitas
Dalam hal ini berkaitan erat
dengan terjaganya sumber dan mata pencaharian masyarakat yang merupakan tolak
ukur tingkat pendapatan perekonomian suatu wilayah dan perkotaan. Masyarakat
dalam suatu wilayah perkotaan yang ideal dan sehat semestinya memiliki
keberlangsungan hidup dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing melalui tingkat
produktivitas masyarakat dalam wilayah tersebut. Hal ini dapat pula menunjukkan
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dalam suatu wilayah. Pada umumnya suatu
wilayah yang masih muda memiliki tingkat produktivitas masyarakat yang masih
rendah dibandingkan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang dan maju. Oleh
karena itu dengan meningkatnya tingkat produktivitas masyarakat dalam suatu
wilayah dan kota maka kesejahteraan dan kemakmuran suatu wilayah dan kota dapat
berlangsung dengan baik dan mengurangi timbulnya kesenjangan sosial.
- Berkelanjutan
Suatu wilayah dan kota yang baik
dan ideal yaitu jika seluruh unsur pembentuk suatu wilayah saling bersinergi dan berjalan dengan baik
dan berkelanjutan dari masa ke masa ke arah yang lebih maju dan baik. Berkelanjutan
dalam hal ini yaitu perkembangan dari suatu wilayah dan perkotaan pada kondisi
sekarang dimana mengalami perubahan yang memberikan dampak positif kepada
masyarakat di dalamnya dan mempertahankan yang telah dinilai baik dalam
masyarakat dari seluruh aspek yang mendukung perkembangan dan kemajuan suatu
wilayah dan kota ke arah kondisi yang akan datang secara berkesinambungan.
Suatu perkotaan memiliki suatu
karakteristik dan ciri yang berbeda dengan suatu wilayah pedesaan yang masih
belum berkembang. Secara umum suatu perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Mata pencaharian penduduknya umumnya bergerak pada sektor jasa, perdagangan dan perindustrian (Non Agraris).
- Umumnya masyarakatnya bersifat individualis dan materialis khusunya kota yang telah maju.
- Umumnya masyarakat telah berpikir rasional/logis.
- Umumnya pemanfaatan tempat untuk bertempat tinggal telah padat dan dimanfaatkan secara efisien.
- Penduduk umumnya beraneka ragam/heterogen.
- Penggunaan teknologi yang lebih dominan dalam aktifitas sehari-hari.
Dalam perencanaan suatu wilayah dan kota
(PWK) memang membutuhkan suatu kajian yang mendalam dan terperinci guna
menopang kelangsungan hidup individu-individu masyarakat yang akan beraktifitas
di dalamnya. Adapun beberapa alasan
pentingnya suatu perencanaan wilayah dan kota hendaknya dibuat secara optimal
antara lain sebagai berikut:
- Keterbatasan ketersediaan sumber daya alam yang dapat menopang pertumbuhan dan kebutuhan penduduk yang makin meningkat setiap tahunnya.
- Meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk dimana diperluhkan suatu perluasan kawasan wilayah dan kota guna memenuhi kondisi tersebut.
- Sulitnya dilakukan proses eksekusi kembali ketika pembangunan suatu wilayah dan kota telah dibuat terlebih yang telah berjalan dalam kurung waktu yang lama (Menimbulkan banyak masalah sosial dalam proses revitalisasi wilayah dan kota kembali. Jadi hal ini sangat sulit dilakukan ketika wilayah dan kota telah terbentuk dan beroperasi.
- Sebagai pedoman bagi Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan administrasi ke depan dalam menata perkembangan dan kemajuan suatu wilayah dan kota.
- Sebagai bahan informasi dan proyeksi bagi para investor dalam menanamkan modalnya pada suatu wilayah dan kota yang sedang diprospek.
- Dikarenakan perencanaan suatu wilayah dan kota akan mengarah kepada pembentukan karakteristik masyarakat dan khusunya individu-individu yang berinteraksi di dalamnya.
- Perencanaan wilayah dan kota yang baik akan mengarahkan perkembangan suatau wilayah ke arah yang lebih tertata dan demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang demi berkelanjutannya suatu wilayah dan kota.
Adapun dalam proses perencanaan suatu
wilayah dan kota hendaknya dilakukan analisis secara komprehensif/menyeluruh yaitu dengan memperhatikan beberapa aspek penting sebagai bahan
acuan dalam analisis studi kelayakan (Feasibility
study) awal guna memberikan bahan informasi dalam pembuatan keputusan suatu
perencanaan sebelum dilaksanakan dimana dapat memberikan gambaran apakah suatu
perencanaan layak dilaksanakan (feasible)
atau sebaliknya (Infeasible), antara
lain sebagai berikut:
- Aspek Rekayasa Fisik
Dalam hal ini sebagian besar
berhubungan dengan aspek perencanaan fisik suatu wilayah dan kota yang
merupakan perencanaan fisik yang sangat tampak dalam suatu pembentukan wilayah
dan kota antara lain:
- · Infrastruktur Transportasi: jalan raya, jalan rel, terowongan, monorail, jembatan, kereta cepat bawah tanah (MRT) dsb.
- · Infrastruktur Fasilitas Umum: terminal, bandara, pelabuhan, rumah Sakit, sekolah, kampus, tempat Ibadah, puskesmas, halte bus, WC umum, sebra cross, pusat keamanan /kantor polisi, pasar umum, pemakaman umum, tempat rekreasi dsb.
- · Infrastruktur Rekayasa: Bendungan, Jembatan, Dinding penahan tanah (retaining wall), bendung, tanggul, saluran air/drainase, sabo dam, bangunan pengendali banjir, gorong-gorong, kanal, pemecah ombak (break water), bangunan pelindung pantai, reservoir air/retensi dsb.
- · Infrastruktur Pemukiman: Perumahan/kompleks, Rukan, Rumah sunsun, dsb.
- · Infrastruktur Bangunan Komersial: Hotel, Apartemen, Wisma, Pusat perbelanjaan, super blok, gedung perkantoran dsb.
- · Infrastruktur Manufaktur: Kawasan industri, pergudangan dan fasilitas pendukungnya.
- · Infrastruktur Energi: Pusat –pusat pembangkit tenaga listrik, jaringan penerangannya dan infrastruktur rekayasa pendukungnya.
- · Infrastruktur Telekomunikasi: Tower telekomunikasi/pemancar, saluran komunikasi bawah tanah (fiber optic) dan infrastruktur pendukungnya dsb.
- · Infrastruktur Lingkungan: Ruang Terbuka Hijau/kawasan hijau, danau buatan, instalasi pengelolahan air limbah, instalasi pengelolahan limbah sampah dsb.
- Aspek Sosial
Aspek ini sangat berkaitan erat
terhadap interaksi dan masalah-masalah sosial yang dapat berpotensi timbul
dalam interaksi individu dalam masyarakat dalam suatu wilayah dan kota. Secara
umum persoalan-persoalan yang sering timbul dalam kehidupan masyarakat
khususnya pada kawasan perkotaan yang
masih baru dan berkembang antara lain masalah kemiskinan, konflik sosial antar
golongan (ras, budaya) maupun masalah perselisihan kepemilikan suatu wilayah/tanah,
kriminalitas, pengangguran, prostitusi, perkumuhan dan masalah sosial lainnya.
Oleh karena persoalan tersebut yang makin meningkat pada masyarakat perkotaan
yang sedang terbentuk dan berkembang maka diperluhkan suatu perencanaan yang
baik dan tertata baik yang bersifat fisik
maupuan non fisik (kebijakan dan regulasi) berupa pemerataan
kesejahteraan sosial masyarakat pada
suatu wilayah dan kota.
- Aspek Budaya
Dalam hal ini berhubungan dengan budaya
setempat berupa adat istiadat, situs-situs bersejarah dan bangunan-bangunan
bersejarah yang menjadi ciri kas dan keunikan tersendiri yang terdapat dalam
suatu wilayah dan kota sehingga menjadi unsur yang perluh diperhatikan dalam
membuat suatu perencanaan wilayah dan kota yang secara tidak langsung menjadi
daya tarik bagi kawasan disekitarnya dan masyarakat di luar wilayah tersebut
sebagai prospek kemajuan pariwisata dan sumber pendapatan pada suatu wilayah
dan kota.
- Aspek Ekonomi
Kemajuan perkembangan suatu
wilayah dan kota tidak lepas dari parameter tingkat perekonomiannya. Oleh
karena itu perluh direncanakan dan dianalisis untuk memproyeksikan perkembangan
dan peningkatan perekonomian suatu wilayah dan kota untuk jangka waktu ke
depan. Aspek perekonomian berhubungan dengan tingkat pendapatan per kapita
suatu wilayah dan kota dimana dapat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat
dan kesetaraan masyarakat dalam memperoleh pekerjaan (Penyerapan tenaga kerja)
yang layak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam proses peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks yang lebih berkelanjutan
diperluhkan suatu peningkatan produktivitas masyarakat dalam menunjang
perekonomian khususnya sektor produktivitas produksi dalam/domestik suatu
wilayah dan kota itu sendiri maupun ketertarikan pihak luar/investor dalam menanamkan
modalnya pada suatu wilayah dan kota.
- Aspek Finansial
Dalam aspek ini diperluhkan suatu
analisis secara spesifik terhadap tingkat kelayakan atas suatu perencanaan
investasi dalam suatu wilayah dan kota misalnya investasi perencanaan pembuatan
kawasan industri, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dsb agar dapat
mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh terhadap
investasi yang akan direncanakan. Analisis ini memberikan informasi terhadap
besar profit, lama pengembalian modal, rasio tingkat keuntungan, dan parameter
analisis keuangan investasi lainnya. Hal ini menjadi bahan informasi bagi pihak
investor, lembaga keuangan dan pemerintah sebagai pemangku kepentingan lainnya
dalam membuat suatu keputusan dalam perencanaan investasi di dalam suatu
wilayah dan kota.
- Aspek Administrasi dan Peraturan
Aspek ini menyangkut mengenai
perencanaan administrasi suatu wilayah yang sedang dan telah di rencanakan
untuk pedoman dalam peraturan wilayah ke depan yang dibuat oleh pembuat
kebijakan yang berwewenang. Administrasi suatu wilayah dapat berupa penentuan
aturan batas-batas suatu wilayah, peraturan zonasi dalam suatu wilayah dan kota
serta peraturan atas standar dan syarat pembangunan berupa
perizinan pembangunan dalam suatu wilayah dan kota. Peraturan administrasi
suatu wilayah dan kota yang baku biasanya dituangkan dalam rencana tata ruang
wilayah (RTW) baik pada tingkat Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota/Kabupaten
(RTRWKota/Kabupaten) sebagai blue print
rencana wilayah dan kota ke depan. Hal ini dapat menjadi suatu pedoman dan
rencana dalam mengatur keteraturan pembangunan
pada suatu wilayah dan kota.
- Aspek Lingkungan
Aspek ini berkaitan dengan
perencanaan suatu wilayah dan kota terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari
aktifitas yang terjadi di dalamnya yang berpotensi menimbulkan dampak kerusakan
lingkungan baik berupa polusi udara, air, tanah dan suara yang berdampak
terhadap kenyamanan dan keamanan masyarakat khususnya dari segi kesehatan
masyarakat. Sumber pencemaran
lingkungan pada umumnya bersumber
dari aktifitas di dalamnya seperti polusi udara dari kendaraan bermotor, asap buangan
pabrik, limbah cair dan padat dari rumah tangga dan industri, sistem drainase
perkotaan yang buruk dan kotor, sistem pengelolahan sampah yang buruk,
pencemaran bahan-bahan berbahaya/radioaktif, perusakan vegetasi dan fauna asli
suatu kawasan, hilangnya daerah-daerah resapan air alami, eksplorasi air tanah
secara berlebihan, berkurangnya daerah terbuka hijau serta dampak pencemaran
lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan dan kesehatan masyarakat
dalam suatu wilayah dan kota.
- Aspek Kondisi Alam
Kondisi alam juga menentukan
perencanaan dan karakter fisik suatu wilayah dan kota oleh karena itu
diperluhkan suatu survei secara awal untuk mengatahui karakteristik suatu
wilayah dan kota seperti kondisi kontur dan topografi wilayah, curah hujan,
kecepatan angin, musim, kondisi tanah dan kandungan mineral yang ada di
dalamnya, jenis flora dan fauna, sumber mata air dan kandungannya, serta dampak
dan potensi bencana alam pada suatu wilayah dan kota. Sumber informasi tersebut
sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan selanjutnya sebagai data dalam
analisis terhadap aspek lain baik aspek fisik rekayasa, perekonomian, administrasi
dan aspek lainnya.
- Aspek Politik
Aspek ini berupa proyeksi dan
rencana terhadap isu-isu kebijakan politik oleh pemangku kepentingan dalam
proses menjaga kestabilan politik untuk pengembangan dan kemajuan suatu wilayah dan kota secara keseluruan pada
masa yang akan datang dari seluruh aspek yang telah diuraikan.
Adapun tahap-tahap yang diperlukan dalam proses perencanaan suatu
wilayah dan kota guna mengetahui alternatif yang lebih ideal diimplementasikan
dalam suatu proses pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
- Tahap Penentuan Tujuan PWK
Tahap ini merupakan tahap untuk
menentukan poin-poin yang akan ditargetkan dan direncanakan sebagai bahan tolak
ukur visi dan misi dalam suatu proses perencanaan wilayah dan kota yang akan ditargetkan
dan diproyeksikan ke depan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana arah
perencanaan kota ke depan ?, bagaimana target pembangunan kota ke depan ?,
bagaimana dampak pembangunan terhadap aspek-aspek pembentuk yang ada di
dalamnya ? serta banyak lagi visi dan misi yang akan ditentukan sejak awal
perencanaan.
- Pengumpulan Data
Proses ini berupa tahap pengumpulan
data-data perencanaan wilayah dan kota baik data primer yang diperoleh sendiri dari
proses dokumentasi, wawancara, eksperimen, kuesioner dsb serta data sekunder
yang berasal dari beberapa sumber dan referensi pendukung. Data yang terkumpul
merupakan dasar acuan untuk mengetahui kondisi saat ini agar dapat dikaji dan
diproyeksikan untuk jangka waktu ke depan baik jangkah pendek, menegah dan
panjang.
- Identifikasi Aspek-Aspek PWK
Tahap ini merupakan tahap
lanjutan dari tahap pengumpulan data yaitu berupa proses mengumpulkan dan
mengidentifikasikan seluruh aspek yang memungkinkan berpengaruh dalam
pembentukan suatu perencanaan wilayah dan kota.
- Penentuan Alternatif
Tahapan ini merupakan tahap
dimana dibutuhkan proses inovasi baik yang berasal dari ilmu pengetahuan,
pengalaman dan informasi lain terhadap penentuan beberapa alternatif dalam
proses perencanaan wilayah dan kota baik berupa alternatif yang berdasarkan
pemilihan lokasi perencanaan, jenis atau tipe infrastruktur fisik, maupun alternatif lainnya.
- Analisis/Kajian Alternatif
Tahap ini merupakan tahap
lanjutan berupa proses menganalisis dan mengkaji setiap alternatif-alternatif
yang telah ditentukan pada point “4” terhadap variabel bebas dari aspek-aspek
pembentuknya pada point “3”. Hasil dari tahap ini berupa suatu ukuran kuantatif
maupun kualitatif yang dapat terukur yang merupakan suatu bahan pembanding pada
tahap pengambilan keputusan.
- Analisis Pemilihan Alternatif
Tahap ini merupakan tahap dimana
seluruh hasil analisis beberapa alternatif yang dipilih dianalisis dalam proses
dan metode pengambilan/pemilihan keputusan berdasarkan bobot dan rangking yang menunjukkan
tingkat kemungkinkan untuk dipilih yang tentunya sebelumnya dianalisis
berdasarkan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap alternatif tersebut. Kemudian
sebagai bahan untuk dilakukan suatu tahap rekomendasi kepada para pemangku
kepentingan yang berwewenang terhadap proses perencanaan tersebut dalam suatu
pengambilan keputusan (Decision making).
Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu proses
perencanaan wilayah dan kota memiliki ruang lingkup yang cukup kompleks dan membutuhkan
banyak aspek yang harus dikaji serta membutuhkan banyak disiplin ilmu yang
terlibat dalam penyusunan format perencanaan wilayah dan kota. Oleh karena itu kemajuan
suatu wilayah dan kota bahkan dalam skala yang lebih luas yaitu negara membutuhkan
proses perencanaan, pelaksanaan dan proses perjuangan yang cukup panjang untuk mencapai kondisi yang
ideal bagi masyarakatnya. Dengan
demikian dari keseluruan rangkaian tersebut semuanya berawal dari tahap Perencanaan yang harus dilakukan dengan
matang dan optimal untuk direncanakan
bukan hanya untuk kebutuhan akan kondisi saat ini melainkan harus diproyeksikan
jauh ke depan untuk perkembangan, kemajuan dan keberlanjutan suatu wilayah maupun
kota guna mengurangi dampak masalah-masalah yang sering timbul di dalamnya.
Terima Kasih.
By: Dr. Ir. James Thoengsal, M.T.,
IPM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar