Kamis, 10
November 2016
Konstruksi dinding penahan merupakan
salah satu jenis konstruksi sipil yang berfungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh
karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang
agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur. Pada prinsipnya dinding penahan menerima
gaya-gaya berupa momen guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah/air aktif
-pasif, gaya gelincir/sliding dan
gaya angkat (uplift). Dengan demikian
kestabilan suatu konstruksi dinding penahan harus dirancang agar dapat menahan
gaya-gaya tersebut.
Dinding penahan dalam praktik konstruksi sipil memiliki banyak jenis
tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan
tekanan tanah pada tebing/slope,
timbunan/embankment, konstruksi sub structure /basement, kolam tampungan
retensi/pond, konstruksi pembendung
air, penahan transpor sedimen pada sungai dsb. Pada dasarnya dinding penahan
memiliki beberapa fungsi antara lain:
- Menahan tekanan lateral tanah aktif (Active Lateral Force Soil) yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah misalnya longsor/landslide.
- Menahan tekanan lateral air (Lateral Force Water) yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air yang besar.
- Mencegah terjadinya proses perembesan air/seepage secara lateral yang diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini juga berfungsi dalam proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air (Flow net) pada tanah (Cut Off).
Adapun jenis-jenis konstruksi dinding penahan yang umumnya digunakan
dalam praktek rekayasa konstruksi sipil antara lain:
· 1. Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall), jenis dinding penahan tanah ini
banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral pada timbunan tanah maupun
pada tebing-tebing yang landai sampai terjal. Prinsip kerja dari dinding
penahan ini cukup unik yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya
dengan demikian kestabilan dari struktur dapat lebih stabil dikarenakan
bobotnya yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral. Material penyusun yang
digunakan pada jenis konstruksi ini biasanya berupa material pasangan batu
ataupun beton bertulang (Reinforced
Concrete).
· 2. Dinding penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall), Jenis konstruksi dinding penahan tanah
tipe ini umumnya digunakan untuk menahan tekanan tanah pada timbunan maupun
pada tebing. Prinsip kerja dari jenis dinding penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya jepit/fixed pada dasar tubuh strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari dinding
penahan jenis kantilever yaitu berupa model telapak/spread memanjang pada dasar strukturnya yang bersifat jepit untuk
menjaga kestabilan dari struktur penahan. Umumnya konstruksi dinding penahan
tipe jepit dibuat dari pasangan batu maupun dengan konstruksi beton bertulang.
3. Dinding Penahan Tipe
Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan tipe turap
merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah
aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material
beton pra tegang (Prestrees Concrete)
baik berbentuk corrugate-flat maupun
dari material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping dengan mengandalkan tahanan jepit pada kedalaman tancapnya dan
dapat pula dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam
pelaksanaannya kedalaman tancap sheet
pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.
4. Dinding
Penahan Bronjong (Gabion), konstruksi
dinding penahan tanah jenis ini merupakan konstruksi yang berupa kumpulan blok- blok
yang dibuat dari anyaman kawat logam galvanis yang diisi dengan agregat
kasar berupa batu batu kerikil yang disusun secara vertikal ke atas dengan
step-step meyerupai terasering/tanga-tangga. Kelebihan dari dinding penahan
jenis gabion selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah juga berfungsi untuk
memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (Infiltrasi).
·
5. Dinding Penahan Tipe Blok Beton (Block Concrete), jenis dinding penahan tanah tipe blok
beton merupakan kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal
dengan sistem pengunci/locking antar
blok yang disusun. Umumnya blok beton dibuat secara modular di fabrikasi berupa
beton precash dan kemudian proses
pemasangannya di lakukan di lokasi - in situ.
· 6. Dinding Penahan Tanah Tipe Diaphragm Wall, jenis konstruksi dinding penahan tanah
tipe dinding bertulang (Diaphragm Wall)
merupakan jenis konstruksi dinding penahan yang terbuat dari rangkaian besi beton
bertulang yang dicor di tempat atau dengan sistem modular yang dibuat untuk membendung
(cover) suatu konstruksi bawah tanah
(sub-strucure) khusunya pada
konstruksi basement suatu bangunan. Diaphragm wall dapat dikombinasikan
dengan sistem anchord untuk menambah
daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah juga berfungsi dalam proses dewatering untuk memotong aliran muka
air tanah (Cut-Off Dewatering).
· 7. Dinding Penahan Tanah Continguous Pile dan Soldier Pile, jenis
konstruksi penahan continguous pile dan
soldier pile merupakan konstruksi dinding
penahan tanah yang digunakan untuk menahan tekanan lateral tanah aktif pada
konstruksi bawah tanah seperti pada konstruksi basement suatu bangunan sama
seperti jenis konstruksi dinding penahan diaphragm
wall. Continguous pile dan soldier
pile juga biasanya dikombinasikan dengan sistem
ankur/anchord untuk meningkatkan daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah
dan berfungsi sebagai pemutus aliran air bawah tanah (Cut Off). Continguous pile
dibuat di tempat in-situ dengan
sistem bored pile berupa rangkaian besi
beton bertulang maupun menggunakan profil baja serta dikombinasikan dengan bentonited dan dirangkai membentuk
dinding penahan yang padat.
· 8.
Revetment,
jenis konstruksi sederhana
yang berfungsi untuk perkuatan lereng/tebing maupun untuk melindungi dari
gerusan aliran sungai dan ombak pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada
dasarnya tidak memiliki fungsi utama dalam menahan tekanan aktif lateral tanah
namun lebih pada fungsi proteksi terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak
kestabilan lereng/tanggul yang tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya
longsor/land slide.
Dari paparan yang telah dijelaskan di
atas tentunya jenis-jenis konstruksi dinding penahan memiliki karakteristik berbeda-beda berdasarkan
pada fungsi dan kegunaannya
masing-masing yang dapat diterapkan berdasarkan
kasus konstruksi yang telah direncanakan. Oleh karena itu seorang insinyur
sipil diharapkan mengetahui karakteristik jenis-jenis konstruksi penahan serta
kegunaannya dalam praktik konstruksi di lapangan. Semoga dengan artikel yang saya berikan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Terima Kasih.
Oleh: Dr. Ir. James Thoengsal, S.T., M.T., IPP.
Artikelx sangat bermanfaat
BalasHapussungguh bermanfaat...
BalasHapusSangat bermanfaat. Trimakasih atas pembelajarannya
BalasHapuskeren banget,, jdi merefresh pelajan waktu kuliah,,
BalasHapusnaicee
BalasHapushai apakah ada sumber buku yang dikutip?
BalasHapusapa sumber dari penulisan ini , apakah dari jurnal atau buku ?
BalasHapusbila ada yang tau, boleh share disini biar sama" belajar ..
terima kasih ..
Untuk beberapa sumber referensi penulisan dapat juga dilihat pada:
BalasHapus1. Buku: " Metode Konstruksi Gedung Bertingkat"Pengarang Asiyanto UIP.
2. Buku: "Pondasi Dangkal" Pengarang: Gogot Setyo Budi, Penerbit Andi.
3. Buku: " Teknik Pondasi" Pengarang: I Wayan Redana, Penerbit: Udayana Pers
Terima Kasih.
sangat bermanfaat
BalasHapusThanks Bang materinya
BalasHapusMatur tengkiu bang...🙏
BalasHapusterimakasih untuk pengetahuannya.... sangat bermanfaat.
BalasHapusBy
https://kulibangunans.blogspot.com/
Terima kasih tulisan ini menambah wawasan ilmu sipil
BalasHapusTerimakasih untuk tulisannya. Sangat bermanfaat.
BalasHapusSelamat sore Sdr. Joe, Salam sejahtera. Untuk rencana type retaining wall yang dimaksud mungkin menurut saya serupa dengan type retaining block concrete yang biasa digunakan, tetapi untuk faktor keamanan detail engineering designnya secara teknis mungkin harus memenuhi/melalui uji hasil perhitungan analisis tekanan tanah aktif yang hendak dibendung, baik dari segi bentuk dan ukuran dimensi, jenis material, maupun sistem pendukung lainnya seperti interlock antar block serta sistem pengangkurannya. Terima kasih.
BalasHapusmenambah pengetahuan. thanks
BalasHapusmenambah pengetahun, thanks
BalasHapusSemoga bermafaat
BalasHapussaya membuat turap tinggi 2,5m tp kini dah miring 5cm,bagaimana solusi agar tidak ambruk
BalasHapussaya membuat turap tinggi 2,5m tp kini dah miring 5cm,bagaimana solusi agar tidak ambruk
BalasHapusMantap. Sangat bermanfaat dan informasinya cukup detail. Terimakasih Pak.
BalasHapusDiperlukan Analisa Biaya nya yang dilengkapi dengan metoda kerja.
BalasHapussangat bermanfaat sekali menambah wawasan
BalasHapustruk ud